Rabu, Desember 9

09 Desember 2015

"Dengan "MANUSIA" mana aku harus berbagi cerita?"



[*Note: Ganti kata "Siapa" menjadi kata "Manusia" untuk menghindari celetukan "Lo gak inget Tuhan?". Sekian.]

Gue, si manusia individualis.. Iya ini gue. Gue yang lagi sibuk terima telpon masuk ke handphone setiap beberapa menit sekali karna urusan kerjaan walau ini, hari ini, adalah HARI LIBUR NASIONAL. Tuh, kurang workaholic kerjaan apa coba? Dan, gue yang sendirian ini di kantor sedang bingung. Bingung gimana pulang ke rumah. Tapi bukan berati gue kena amnesia atau hal lainnya. Gue bingung karna gak tau pulangnya harus naik apa. Itu aja. Ya, cuma itu...

Siapa yang tau kalau nantinya, di hari libur yang cerah ceria ini, gue harus berangkat ke kantor. Cukup dimaklumi kalau di rumah, gue adalah seorang fakir koneksi wifi [sad]. Okay, karna gue bertanggung jawab penuh atas kerjaan yang sudah gue jalanin, maka berangkatlah ke kantor. Tapi hari ini beda, gue berangkat tidak ditemani oleh kendaraan kesayangan.

[...]

Sebenernya, dari segi pandang manapun, gak ada masalah sama sekali. Terus apa yang salah dan yang aneh dari cerita ini? Yang aneh itu ... Yang aneh itu, gue gak punya teman hidup untuk berbagi keluh kesah atau "ini ceritaku mana ceritamu".

Manusia itu makhluk sosial kan? Tidak bisa hidup sendiri kan? Pasti mempunyai satu orang yang berati dalam hidupnya kan? [Oke yang ini alay..] Intinya, setiap manusia pasti punya soulmate dimana pun dia berada, dalam kondisi apapun.

Tapi yang gue heranin, kok gue gak punya ya?! [Teriak dari jembatan]

Seriusan. Gue merasa makin usia bertambah, sikap individualisme gue makin berkembang kuat bak chakra kyubi yang mengelilingi sekeliling gue. Apa gue gak punya satu orang manusia pun untuk berbagi cerita?

Kadang, gue iseng curhat ke temen, tapi yang ada adalah gue yang mendengarkan curhatan mereka. Apa lebih baik gue pergi ke Psikiater ya? Mungkin dengan begitu ada yang mengerti apa yang gue keluhkan ini..

Walau begitu, gue sadari diri, mungkin ini disebabkan karena gue yang susah membuat suatu ikatan pertemanan "manusia", makanya I have no one to share my stories.

Sendiri itu bebas loh! Menyenangkan! Pokoknya "Dunia Gue" banget lah. Tapi terkadang, disaat-saat tertentu, tiba hasrat keinginan untuk memiliki seorang teman untuk membagi cerita. Kan gak asik yang tau tentang gue cuma gue seorang. YA, KAN?!! [apasih? Penting banget emangnya? Hahaha]

Emang rese juga kalau mood maunya lagi cuap-cuap cerita sedangkan gue gak punya seorang pun yang "mau" mendengarkan. Bawaannya galau, ngerasa hidup sendirian. Tapi! Kalau mood beginian ilang, lupa deh galaunya. Asik lagi, balik lagi ke dunia gue, aktif lagi deh chakra zona "my world" gue.

Gak apa, nikmati aja. Cuma sekali dalam hitungan tahun. [Bohong]

[...]

Paling menyebalkan itu kalau udah salah cerita ke orang. Pasti jawabannya...
"Lo kaya enggak inget Tuhan aja, galau mulu." [Pakai kata "mulu / melulu / terus" seolah-olah gue rajanya raja galau -___-]
"Tuhan selalu ada, bro!" [Yang ini agak nyebelin]
Jawaban yang model gitu emang bikin gue ngerasa sia-sia banget "talking with other human". Gue bukan anak kekinian yang maybe slogannya "Gak bisa hidup tanpa pacar/kekasih" atau whatever lah. Ppfffftttttt.....!! [Tancepin foto+boneka+nama pelaku di pohon]

Sembarangan banget kalau nanggepin.

[....]

Yah, pokoknya macem-macem lah. Mungkin ini salah satu bagian dari sifat alami manusia yang saling membutuhkan satu sama lain untuk bisa meringankan beban satu sama lain. Gak muluk-muluk banget kok. gue cuma butuh TEMAN [teks mengandung majas hiperbola]. Bukan seekor pacar atau gebetan atau belahan jiwa atau apapun itu.

Udah ah bosen, cerita mulu. Sekian.





For my lovely, don't worry about being alone.
Everything is alright and you'll be fine even without someone beside you..







                                                                         Nb: Bosen kan bacanya?


Tidak ada komentar: