"Dan
Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal
rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau
memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar
mereka sama merasakan rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat
Allah."
(QS. An Nahl, 16: 71)
Siang ini.. 11 Februari 2016, pukul 14:50,
Akhirnya
keluhan yang saya laporkan ke layanan Pengaduan Taksi sudah dapat
ditutup. Saya juga sudah diarahkan untuk menghubungi pengemudi taksi
agar menyelesaikan masalah secara personal. Dan sempat takut untuk
bicara langsung dengan pengemudi taksi itu karna saya melaporkan keluhan
yang sangat sepele sekali. Yaitu, kelebihan membayar argo taksi hampir
2x lipat dari argo yang seharusnya saya bayar... Namun, alhamdulillah,
ternyata beliau sangat baik dan mau menerima keluhan yang saya
sampaikan.. Hingga akhirnya saya memilih untuk menutup laporan keluhan
saya di Pusat Pelayanan Pengaduan Taksi tersebut.
[Flasback...]
Hari
senin malam (8 Feb), saya yang baru saja pulang dari backpacker ke
daerah Pangandaran, kab. Ciamis, memutuskan untuk menaiki taksi dari
Terminal Kampung Rambutan. Saya memilih naik taksi karna pada saat itu
sudah hampir tengah malam tiba di Jakarta.. Macet luar biasa!!
Karna
sedari perjalanan dari Tasikmalaya ke Jakarta badan saya sudah tidak
enak, maka saat di taksi, saya hanya dapat duduk bengong sambil
memperhatikan jalan ditambah baterai handphone yang sudah kritis..
Selama perjalanan, saya baru ingat bahwa saya tidak mempunyai uang cash
dan taksi tersebut tidak dilengkapi dengan mesin pembayaran menggunakan
kartu debit/kredit. Akhirnya saya meminta Bapak paruh baya yang manjadi
pengemudi taksi ini untuk mencari mesin atm disepanjang jalan. Setelah
cukup lama berputar-putar mencari mesin atm, akhirnya saya menemukannya
di antara ruko-ruko yang sudah sepi dari kehidupan tersebut.
Saya
ingat jumlah uang saya ambil, namun entah kenapa saat sudah sampai di
gang rumah, saya menyerahkan semua uang yang saya ambil tadi ke
pengemudi, dan saya hanya meminta kembalian beberapa puluh ribu saja.
Yah.. Saat itu kondisi sudah mabuk perjalanan, dan ditambah perut lapar,
saya jadi tidak fokus. Baru pagi harinya saya panik karna ingat sudah
menyerahkan uang dengan jumlah yang cukup banyak kepada pengemudi taksi
tersebut.
Akhirnya
saya menghubungi dan melaporkan kejadian tersebut. Dengan penuh emosi,
saya luapkan kebodohan saya pada pengaduan taksi tersebut... Karna uang,
saya lupa untuk berjaga sikap :'(
Lalu
hari ini, saat berbicara dengan pengemudi taksi tersebut, saya luluh
dan ingat kembali betapa baiknya Bapak paruh baya itu. Saya mengingat
wejangan yang saya dapatkan mengenai pendidikan dan karir oleh si Bapak
tersebut. Beliau juga mengakui bahwa dia menerima uang 2x lipat dari
yang harusnya beliau terima. Aah.. Seketika saya langsung malu pada diri
saya sendiri.. Mempermasalahkan uang yang memang sudah jadi milik Bapak
tersebut.
Akhirnya
saya mengikhlaskan uang itu dan meminta maaf kepada beliau karna sudah
mempermasalahkan hal sepele ini. Betapa malunya saya.. Beliau dengan
sabar menjelaskan dengan lembut, bahkan beliau juga memberikan nasihat
seperti yang bernah beliau sampaikan saat diperjalanan senin malam
lalu.. #JLEB!!
*Tear*
[...]
Sungguh
malu, saya sudah emosi hanya karna uang. Benar-benar khilaf.. Untuk apa
kita mempermasalahkan masalah uang? Padahal rezeki sudah di atur oleh
Yang Maha Kuasa. Untuk apa kita takut dan khawatir kalau hari ini belum
tentu rezeki datang ke dirimu? Ah.. Betapa kecilnya hati kamu karna
mempermasalahkannya.. Untuk apa kita mengambil rezeki yang sudah
seharusnya menjadi milik orang? *Istighfar!*
Saya berdoa untuk beliau agar selalu dimudahkan dalam mencari nafkah. Saya sangat-sangat malu sekali dengan kejadian ini. Semoga saya bisa lebih baik lagi dalam mengambil tindakan. Tanpa emosi, tanpa merendahkan orang lain, dan tanpa perhitungan. Semoga bapak tersebut mau memaafkan tindakan saya.. Bukan berati tadi saya gak minta maaf! Maksudnya semoga beliau dapat melupakan kejadian ini. Semoga saya dapat bertemu lagi dengan beliau untuk meminta maaf dan berterima kasih. Karna beliau, saya dapat pelajaran berharga ini..
Sungguh, butuh akua kah diriku? Agar aku dapat fokus dan tetap berfikir lurus?
-Sekian-
“Perumpamaan
orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji
yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji.
Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas,
Maha Mengetahui.”
(QS Al Baqarah, 2: 261)
Pic credit from lancarrezeki.blogspot.co.id