Senin, Agustus 31

Mister, I Love You!

Ketika sedang menulis ini.. Aku sedang mendengarkan lagu Moon Without The Stars by Jerry Barnes and Quiana dan lagunya Mai Aoyagi yaitu The Beautiful Moonlight.

Temanya Bulan, the Moon. Sepertinya pas sekali menggambarkan suasana diri yang sedang di kunjungi Mr. Grey. Atau, Mr. Grey itu sebenarnya dari Bulan ya? Saat ini, Sang Bulan yang bulat sempurna dengan cahaya kelabunya yang indah sedang menari diatas kepala dan menanyakan kenyataan kehidupan yang sedang aku jalani.

"Halo, bagaimana keadaan mu?" Sang Bulan menyapa.

"Aku baik-baik saja, semuanya tampak baik berjalan sesuai dengan yang aku mau." Kata ku dengan semangat.

"Hmm begitu.. Tapi yang "semuanya tampak baik" itu kan hanya cerita khayalan mu dari dunia semu yang kamu buat." Balas Sang Bulan.

"Lalu?" Jawab ku dengan malas dan sedikit angkuh.


"Sepertinya kamu smbong sekali. Baik, akan aku tunjukkan kenyataan yang sudah menunggu di depan mu!". Tanpa sempat aku menolak, Sang Bulan sudah melepaskan topeng yang kupakai dan membuangnya ke suatu tempat.

"Nikmati kenyataan ini. Ku kirimkan Tuan Grey untuk menemani agar kamu tidak merasa kesepian dan sanggup untuk menjalaninya."

*****
Mungkin itulah awal mula kenapa akhir-akhir ini, Mr. Grey datang menyapa ku dengan lembut namun menusuk jantung. Aku tidak dapat menemukan topeng yang sudah dibuang oleh Sang Bulan.

Saat itu juga, perasaan mulai bercampur aduk. Kesal, lelah, feeling so grey, semuanya abu-abu di mata. Filter. Yah filter itu membutakan. Seperti terjebak diruang lampau dan sulit untuk mencari cahaya lain diantara warna kelabu itu. Baiklah, kalau kenyataan yang memuakkan ini sudah datang sedang Mr. Grey ada disamping ku, apa yang harus ku lakukan? Menangis? Tapi aku tidak punya banyak air mata yang bisa dibuang. Marah? Kepada siapa? Marah itu hanya sebuah hukuman dari tuhan kepada diri sendiri. Jadi, aku tidak bisa menghukum diriku sendiri..

Ah.. Mr. Grey menawarkan bahunya kepada ku. Membelai ku dengan tangannya yang halus lalu mencoba membuat ku terpana dengan kedamaiannya. Kedamaian yang lain. Kedamaian yang tidak ada ketika nafas masih berkuasa. Rasanya..
"Datanglah, kamu akan bahagia jika berada dipelukan ku. Lupakanlah. Lupakan kehidupan mu dan datanglah. Aku menyambut mu dengan sukacita."
Bagaimana? Ajakannya bisa membuat ku menyambut uluran tangannya walau dengan perasaan yang belum stabil. Jika aku sambut, maka aku tidak perlu memikirkan apapun. Segalanya, segalanya hilang bahkan beban terberat ku.. Tapi..

BYAR!!

Seketika lamunan pun buyar.
"Hey! Siapa yang berani mengganggu lamunan ku?! Tidak tahukah kamu bahwa aku sedang mencari tempat yang paling nyaman untuk ku?!!"

"Ini aku, Mr. Grey.. Sepertinya kamu lupa kalau aku ada disamping mu sedari tadi. Dan.."

"Dan apa?!"

"Dan.. Dan kamu sedang membuat dunia semu lagi, bukan?"

".... Ap.. apa?"

"Mana bisa aku ...? Topeng untuk membuat karakter di dunia semu itu saja tidak ada padaku! Bagaimana bisa!?"

"Bukan. Topeng itu untuk menghadapi orang lain yang tidak ingin kamu hadapi. Sedangkan saat ini, adalah khayalan mu untuk menghadapi beratnya beban yang sedang kamu pikul. Jadi berbeda."

"...."

"Kamu mengerti?"

"Rasanya.. Aku bisa melihat mu dari sudut pandang lain."

"Maksudnya? Tunggu, kemana arah pembicaraan ini?"

"Yah.. Aku paham. Jadi.. Sepertinya sudah banyak khayalan-khayalan didalam kepala ku. Yah.. Jadinya hampir tidak ada bedanya. Begitu kan maksudmu, Mr. Grey?"

"..." Berfikir sejenak. "Mungkin(?)"

"Lalu hadir mu disini yang sebenarnya untuk apa?"

"Untuk menyemangati dirimu. Tanpa aku disini, kamu akan asyik dengan khayalan mu. Bisa saja kamu ingin terjun dari atas gedung tetapi pikiran mu mengatakan kamu akan terjun ke danau yang luas. Ya kan?"

"Hmm.. Entahlah."

"Jadi.. Menangislah. Jika itu bisa membuat mu lega. Marah lah, hukumlah dirimu sendiri sesekali agar kamu sadar masih ada yang membutuhkan mu walau dirimu rapuh separuhnya."

Lalu, akupun diam sediam diamnya orang bisu. Tetap saja, tidak bisa menangis. Hanya terdiam, memikirkan kembali apa yang harus diperbuat. Dengan berdiam diri dalam emosi, tanpa sadar aku lebih memperhatikan orang lain dan dengan mudahnya memberikan motivasi kepada orang tersebut. What?!! Justru aku yang sebaiknya yang diberikan motivasi!! Hanya bisa menggurutu, tapi baiklah, ini sedikit membantu. Membantuku untuk memulihkan hati yang sedang bersedih.

****
Dipikir lagi, sebenarnya Mr. Grey itu tidak terlalu buruk ya! Jika bisa melihatnya dari sudut pandang yang lain, maka hal baru akan ditemukan. Benar kan, Mr.?! Ya benar! Aku tanpa Mr. Grey hanyalah manusia berputus asa dengan khayalan ekstrim.

Wait.. Sebenarnya, apa yang sedang aku tulis ini...?! (shocking)

*** 
Can't imagine life without having you here by my side no matter the cost
When you just can't hold on, and the weight is too strong.
I'll be there to break the fall

When you feel confused by the world and all it's mysteries
I can only hope you remember all the simple things

Like what's a heartbeat without heartache?
what's a hurricane without the rain?
what's the moon without the stars?
That's how i feels when we're apart

What if it was easy as turning back the hands at time
I wouldn't change a thing
and i just wanna let you know, i'll never let you go
You'll always be a part of me

So complete, so complete
You're all i ever need
You're here with me right now
You're in my heart now...

 Song: Moon Without The Stars
by: Jerry Barnes and Quiana








----------------------------------------------------------------------------------------------

WAIIIIITT!!! I have a question!!

Yes, what is it?

What the relation between The Moon and Mr. Grey?!

Hmm.. Nothing. I just compare it by the colour.

What the heck?

(Run away)


 -The End-

Tidak ada komentar: